RITUAL ROKAT PANDHABA SEBAGAI WARISAN KEARIFAN LOKAL DALAM TINJAUAN AQIDAH ISLAMIYAH (Studi Kasus di Dusun Aeng Bato Desa Kapedi Kecamatan Bluto Kabupaten Sumenep)

Iskandar Zulkarnaen, Nadiatul Husna

Abstract


Ritual rokat pandhaba di Dusun Aeng bato  Desa Kapedi Kecamatan Bluto Kabupaten Sumenep merupakan tradisi kearifan lokal di Madura yang senantiasa dilaksanakan dan telah diwariskan secara turun-temurun. Tradisi ini tetap eksis dan bertahan meski masyarakat diterpa oleh berbagai kemajuan dan perkembangan zaman. Menurut masyarakat di dusun Aeng Bato anak pandhaba harus di ruwat atau rokat dengan melaksanakan selametan, supaya mendapatkan keselamatan dan kesejahteraan dalam hidup. Namun dialektika antara agama dan budaya ini bisa menimbulkan ketegangan. Ini karena budaya dan tradisi sering dipandang tidak sesuai dengan agama sebagai ajaran ilahi yang mutlak . oleh karena itu, penelitian ini berfokus pada prosesi pelaksanaan ritual rokat pandhaba sebagai warisan kearifan lokal di Dusun Aeng Bato Desa Kapedi serta bagaimana tinjauan akidah islam terhadap pelaksanaan ritual rokat pandhaba. Metode penelitian yang digunakan pada artikel ini adalah kualitatif deskriptif yaitu sebuah pendekatan peneltian yang menggambarkan dan menginterprestasikan objek sesuai dengan apa adanya. Dalam artikel ini data yang dihasilkan berupa data deskriptif yang digambarkan dengan detail, bukan data yang berbentuk angka-angka. Berdasarkan data yang penulis temukan, dapat disimpulkan bahwa Pelaksanaan ritual rokat pandhaba terdapat beberapa tahap. diantaranya pembukaan yang dimulai dengan mengirim al-Fatihah untuk arwah-arwah para leluhur, yang dilanjutkan dengan pembacaan tahlil dan Surah Yaasin, dilanjutkan dengan doa untuk keselamatan anak yang diruwat. Selepas doa, ada ceramah atau pengajian singkat dari Kyai yang ditunjuk. Selesai ceramah barulah memasuki acara inti, yaitu prosesi pemandian si anak yang akan diruwat dan kemudian dilanjutkan dengan prosesi penebusan. Acara rokat pandhaba diakhiri dengan doa penutup memohon keselamatan anak yang sudah diruwat dan menyebutkan harapan-harapan baik kepada anak tersebut. Acara kemudian dipungkas dengan perebutan aneka sajian oleh hadirin. Ditinjau dari aqidah Islam, rokat pandhaba merupakan ungkapan rasa syukur atas rezeki yang telah diberikan dan memohon perlindungan bagi anak pandhaba supaya senantiasa diberikan kelancaran dalam menjalani kehidupan dan senantiasa dijauhkan dari marabahaya. Sedangkan menurut tinjauan aqidah islam, radisi rokat pandhaba yang dilaksanakan oleh masyarakat di Dusun Aeng Bato Desa Kapedi Kecamatan Bluto Kabupaten Sumenep termasuk bid’ah mubahah yakni diperbolehkan karena tidak bertentangan dengan nilai-nilai atau jiwa tauhid dan moralitas aqidah Islam.

Keywords


Ritual, Rokat Pandhaba, Kearifan Lokal, Aqidah Islamiyah

References


Akbar, Moh Munip. “Makna Simbolik Tradisi Rokat Dalam Masyarakat Masalima Kecamatan Masalembu Sumenep, Madura.†Universitas IslÄm Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020.

Amin, Darori. Islam dan kebudayan Jawa. Yogyakarta: Gama Media, 2002.

Aminah. Dialektika Agama dan Budaya Lokal. Yogyakarta: Trust Media Publishing, 2017.

Aslan. “Nilai-Nilai Kearifan Lokal Dalam Budaya Pantang Larang Suku Melayu Sambas.†Ilmu Ushuluddin, vol.16. 1 (2017).

Chair, Badrul Munir. “Dimensi Kosmologis Ritual Rokat Pandhaba pada Masyarakat Madura.†SMaRT, vol.06. 01 (2020).

Hasan, Muhammad Tholhan. Ahlussunnah Wal-Jamaah Dalam Persepsi dan Tradisi NU. Jakarta: Lantabora Press, 2005.

Hasanah, Faizzatul. “Analisis Kebudayaan Rokat Pandhâbâ di Desa Durbuk Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan Madura†(t.t.).

Hasanah, Fitrotul. “ROKAT TASE’ PADA MASYARAKAT PESISIR (Kajian Konstruksi Sosial Upacara Petik Laut di Desa Kaduara Barat Kecamatan Larangan Kabupaten Pamekasan Madura).†UIN Sunan Ampel Surabaya, 2019.

J. Lexy, Moelong. Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008.

Prihantini, Peni. “Ritual Rokat Pandhaba Dalam Pertunjukan Topeng Dhalang ‘Rukun Pewaras’ Slopeng Kajian Bentuk Dan Fungsi.†TEROB, vol.VIIII. I (1 Oktober 2017).

Sofwan, H. Ridin. Islam dan Kebudayaan Jawa. Yogyakarta: Gama Media, 2003.

Surokim. Madura : Masyarakat, Budaya, Media dan Politik. Madura: Puskakom Publik, 2015.

Taufik, Akhmad, dan dkk. Sejarah Pemikiran dan Tokoh Modernisme Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005.

Wartaya, Winangun. Masyarakat Bebas Struktur Liminalitas dan Komunitas Menurut Victor Turner. Yogyakarta: Kanisius, 2002.

Wiediharto, Valencia Tamara, I Nyoman Ruja, dan Agus Purnomo. “Nilai-Nilai Kearifan lokal tradisi Suran.†Diakronika, vol.20. 1 (2020).


Full Text: PDF

DOI: 10.28944/el-waroqoh.v6i1.1494

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.