RELASI SOSIAL ANTAR ETNIS (STUDI KASUS PADA MASYARAKAT DI KOTA PONTIANAK)

Riama Al Hidayah, Bunyamin Maftuh, Elly Malihah

Abstract


Studi ini meneliti mengenai relasi sosial antar etnis (studi kasus berbasis nilai-nilai multikultural pada masyarakat di Kota Pontianak). Perbedaan suku, agama, RAS, dan antargolongan (SARA) sebagai kondisi nyata yang diwarisi turun temurun, merupakan unsur-unsur kekayaan yang mewarnai budaya bangsa Indonesia, namun hal ini juga merupakan ancaman potensial bagi eksistensi bangsa hingga terjadinya konflik antar golongan. Kalimantan Barat sendiri sebenarnya telak mengalami konflik antar etnis sejak tahun 1950-an, dengan total konflik yang tercatat adalah sejumlah 19 kasus. Konflik pertama pertama kali terjadi pada tahun 1950 di Semalantan, kemudian berlanjut pada tahun 1966, 1967, 1968, 1976, 1977,1979, 1982, 1983, 1992, 1993, 1994, 1996, 1997, 1999, 2003, 2007, dan 2008. Pada tahun 2012 dan 2017 juga sebenarnya hampir terjadi konflik di kota Pontianak, namun tidak terjadi karena para pemuka adat dan agama berhasil menghimbau masyarakat untuk tidak terpancing dengan kontroversi-kontroversi yang beredar. Permasalahan dalam studi ini adalah 1) apa saja yang menjadi pendorong terjadinya konflik antar etnis di Kalimantan Barat?, 2) bagaimana relasi sosial antar etnis di kota Pontianak sekarang ini?. Penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif yang bersifat studi literatur. Hasil dalam penelitian ini adalah 1) selain faktor perbedaan budaya, faktor balas dendam dan sengketa lahan adalah faktor utama yang menimbulkan konflik-konflik antar etnis di Kalimantan Barat. 2) relasi sosial antar etnis di Kota Pontianak Kalimantan Barat sendiri dapat dikatakan sudah terjalin dengan baik, hal ini tidak lepas dari sudah banyaknya berdiri paguyuban-paguyuban yang menjadikan hubungan antar etnis harmonis dan saling menghormati.


Keywords


etnis; konflik; nilai multikultural

References


Agil Nanggala. (2020). Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Pendidikan Multikultural. Jurnal Soshum Insentif, 3(2), 197–210.

Arnis Rachmadhani. (2018). Dimensi Etnik Dalam Kerukunan Umat Beragama DI Kota Pontianak Provinsi Borneo Barat. Panangkaran, Jurnal Penelitian Agama Dan Masyarakat, 2(1), 1–21.

Bestari, B., Zakzo, A., & Firmansyah, H. (2022). Peristiwa Dan Latar Belakang Kerusuhan Antar Suku Madura-Melayu Di Kecamatan Pemangkat, Kabupaten Sambas Pada Tahun 1999. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Khatulistiwa (Jppk), 11(2). HTTPS://DOI.ORG/10.26418/JPPK.V11I2.52301

DE Bruijn, Y., Emmen, R. A. G., & Mesman, J. (2022). Maternal Attitudes Toward Child Interethnic Relations IN THE Netherlands: Facilitating Intergroup Contact Effects? Journal OF Social AND Personal Relationships, 39(8), 2316–2339. HTTPS://DOI.ORG/10.1177/02654075221077235

Didit Setiawan. (2012). Kronologi Ricuh Spanduk Anti-Fpi DI Pontianak. Tempo.

Edi Petebang. (1998). Dayak Sakti, Ngayau, Tariu, Mangkok Merah, Konflik Etnis DI Kalbar 1996/1997. Pontianak: Institut Dayakologi, 79–81.

Giring. (2004). Citra Orang Madura DI Mata Orang Dayak Kanayatn. Galang Press.

Hakim, A. R., & Darojat, J. (2023). Pendidikan Multikultural DALAM Membentuk Karakter DAN Identitas Nasional. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 8(3), 1337–1346. HTTPS://DOI.ORG/10.29303/JIPP.V8I3.1470

Hendri, M., Zamroni, Z., & Suharno, S. (2020). The Pattern OF THE Teaching OF Multiculturalism-Based Civics Education: A Case Study AT Higher Education Institutions. European Journal OF Educational Research, 9(2), 799–807. HTTPS://DOI.ORG/10.12973/EU-JER.9.2.799

Idris. (2016). Nilai-Nilai Pendidikan Multikultural Pandangan Leluhur Masyarakat Buton DALAM Perspektif Pendidikan Islam. Al-Ta’dib: Jurnal Kajian Ilmu Kependidikan, 9(2), 92–108.

Kristianus. (2011). Nasionalisme Etnik di Borneo Barat. Masyarakat Indonesia, 37(2).

Louie, V. (2014). Ethnicity Everywhere and Nowhere: A Critical Approach Towards Parsing Ethnic and Non-Ethnic Processes. Ethnic and Racial Studies, 37(5), 820–828. HTTPS://DOI.ORG/10.1080/01419870.2013.871309

M. Sutalhis, M. S., & Novaria, E. (2023). Pembelajaran Multikultural: Memahami Diversitas Sosiokultural Dalam Konteks Pendidikan. Jurnal Ilmu Pendidikan Dan Psikologi (Jipp), 1(3), 112–120. HTTPS://DOI.ORG/10.61116/JIPP.V1I3.181

Mehulika Sitepu. (2017). Aksi Bela Ulama di Kalbar “TIRU” POLITIK Sara Pilkada Jakarta. Bbc Indonesia.

Najmina, N. (2018). Pendidikan Multikultural dalam Membentuk Karakter Bangsa Indonesia. Jupiis: Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial, 10(1), 52. HTTPS://DOI.ORG/10.24114/JUPIIS.V10I1.8389

Nasehudina, & Etty Ratnawati. (2022). Persepsi Mahasiswa Terhadap Multikulturalisme dan Revolusi Indutri 4.0 Di Iain Syekh Nurjati Cirebon. Edueksos: The Journal OF Social AND Economics Education, 11(1), 55–71.

Nikmah Suryandari, & Andika Trilaksono. (2019). Relasi Antar Etnis Di Kampung Arab (Studi Komunikasi Antarbudaya DI Kelurahan Ampel Surabaya). Jurnal Komunikasi, 8(2), 141–148.

Prasetiawati, E. (2017). Urgensi Pendidikan Multikultur untuk Menumbuhkan Nilai Toleransi Agama DI Indonesia. Tapis : Jurnal Penelitian Ilmiah, 1(02), 272. HTTPS://DOI.ORG/10.32332/TAPIS.V1I02.876

Rodatus Sofiah, Suhartono, & Ratna Hidayah. (2020). Analisis Karakteristik Sains Teknologi Masyarakat (Stm) Sebagai Model Pembelajaran: Sebuah Studi Literatur. Pedagogi: Jurnal Penelitian Pendidikan, 7(1), 1–18.

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D. Alfabeta.


Full Text: PDF

DOI: 10.28944/hudanlinnaas.v5i1.1385

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.