- Home
- Vol 10, No 2 (2015)
- Sholeh
MENAKAR NASIB AYAH RASULULLAH SAW.(Studi Terhadap Pendapat Yusuf al-Qaradlâwî dalam Kitabnya “Kayf Nata’âmal Ma’a al-sunnah” Tentang Validitas dan Makna Hadis Shahih Muslim “Sesungguhnya Ayahku dan Ayahmu di Neraka”)
Moh. Jufriyadi Sholeh
Abstract
Kitab Shahîh Muslim merupakan salah satu kitab hadis yang dinilai para ulama dari banyak kalangan sebagai salah satu kitab yang memiliki otentisitas dan validitas tidak diragukan lagi. Akan tetapi dalam perjalanannya, ada sebagian ulama yang meragukan, bahkan menolak sebagian hadis yang ada di Shahîh Muslim tersebut. Di antara hadis yang mendapat gugatan atau penolakan yaitu hadis yang dinarasikan oleh Anas ra.: bahwasannya ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah: “Wahai Rasulullah, dimanakah )tempat( ayahku (yang telah meninggal sekarang berada( ?”. Beliau menjawab : “Di neraka”. Ketika orang tersebut hendak beranjak, maka beliau memanggilnya lalu berkata : “Sesungguhnya ayahku dan ayahmu di neraka”. Yûsuf al- Qaradlâwî merupakan salah seorang dari sederetan ulama’ yang ikut meragukan validitas hadis ini dalam kitabnya “Kayf Nata’âmal Ma’a al-Sunnah”. Di dalam kitab ini, al-Qaradlâwî meragukan validitas hadis Shahîh Muslim tersebut dengan pertanyaan, apa dosa yang telah diperbuat oleh Abdullah bin Abd al- Muthallib sehingga harus masuk neraka, sedangkan ia termasuk ahli fatrah, yaitu orang-orang yang selamat (dari siksa neraka)?. Dengan alasan tersebut, al-Qaradlâwî akhirnya lebih mengambil sikap tawaqquf. Ia tidak berani menerima hadis tersebut dan juga tidak berani menolaknya. Padahal hadis tersebut merupakan hadis sahih, baik sanad maupun matan-nya. Sedangkan ypaman Nabi. Penggunaan kata “ayahku” dalam hadis tersebut dengan makna paman merupakan ungkapan majaz. Makna majaz ini diambil setelah tidak mungkin memberikan makna hakiki, karena ayah kandung Rasul meninggal di masa fatrah yang tidak ada seorang utusan pun yang datang kepadanya, ia tidak mungkin masuk neraka.ang dimaksud ayah Rasul yang divonis masuk neraka adalah Abû Thâlib,
Keywords
Shahih Muslim, al-Qaradlawi, Ayah
References
Ahmad bin Ali bin Hajar al-‘Asqalknv,, Fath al-Bârî Sharh Shahîh al-Bukharî, juz 7
(Bairût: Dâr al-Ma’rifah, 1379 H.),195.
Lihat: al-Qur’an, surat al-Shu’arâ’, 45.
Lihat surat al-Baqarah, 162 dan Âl ‘Imrân, 88.
Muhammad Abd al-Ra’ûf al-Manâwî, Faydl al-Qadîr, Juz 3 (Bairut-Libanon: Dâr al-
Kutub al-‘Ilmîyah, 1415 H./ 1994 M.), 89; Mûsâ Shâhîn Lâshîn, Fath al-Mun’im Sharh
S{ahîh Muslim, juz 2 (Kairo: Dâr al-Shurûq, 1423 H./ 2002 M. , 51
Abu Ja’far Ahmad bin Muhammad al-Tahawi (Syarh Musykilah al-Atsâr) juz 6 (tt.
Muassasah ar-Risalah, 1994), 350
Full Text:
PDF
DOI:
10.28944/reflektika.v10i2.139
Refbacks
- There are currently no refbacks.